Kamis, 06 November 2008

Objective PR dan Interest Stakeholder

Public Relation memerlukan struktur yang flexibel, organik, responsif, dan kreatif. Selain memerlukan pendidikan dan intelektualitas juga dibutuhkan orang yang berbakat dalam komunikasi. Struktur yang organik dan kreatif dapat berakibat buruk bila tidak mempunyai pegangan dan arah yang jelas, dan untuk memantapkan kerja seorang praktisi PR dalam iklim yang organik dibutuhkan adanya objective. Objective adalah titik spesifik yang hendak dituju atau suatu pernyataan tertulis dan jelas tentang hal-hal yang harus dicapai pada bagian PR selama kurun waktu tertentu. Dengan berkembangnya konsep-konsep manajemen belakangan ini perusahaan telah mampu menetapkan secara spesifik kemana perusahaannya hendak dibawa dan titik spesifik inilah yang disebut corporate goals. Dalam merumuskan objective , seorang praktisi PR berpegang pada operative goals terutama yang menyangkut overall performance sehingga objective PR menjadi operasional dan masuk akal. Saat ini para ahli melihat peluang yang cukup besar untuk menggunakan konsep PR dalam kampanye pemasaran, dengan munculnya konsep ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kaitan antara objective pemasaran dan objective PR. Sedangkan untuk dapat menentukan objective pada bagiannya, orang-orang PR perlu bersandar pada data riset seperti para peneliti yang dapat meyakinkan diri mereka bahwa penting sekali untuk menjauhi asumsi karena asumsi sering didasari oleh rasa, bukan fakta. Dalam beberapa hal kegiatan PR sangat mulia dan berkaitan erat dengan masalah strategi, kenapa mulia karena PR dapat dipakai untuk tujuan komersial dan non komersial. PR dapat meningkatkan citra perusahaan, dapat mengurangi angka kemangkiran, mengangkat moral kerja dan dapat meningkatkan market share.
Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan atau bisa berarti orang yang mempertaruhkan hidupnya untuk perusahaan. Stakeholder terbagi menjadi dua yaitu Internal dan eksternal dimana stakeholder internal relatif lebih mudah untuk dikendalikan dan pekerjaan untuk komunikasi intern bisa diserahkan kepada bagian lain seperti bagian kepegawaian, atau malah dirangkap langsung oleh eksekutif puncak, unsurnya antara lain adalah pemegang saham, manajer/top eksekutif karyawan beserta keluarganya. Sedangkan stakeholder eksternal adalah unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan (uncontrollable) antara lain konsumen, pemasok, penyalur, pesaing, konsumen, bank, pemerintah, pers dan lembaga swadaya masyarakat. Unsur dalam lingkungan eksternal cenderung lebih kompleks dan lebih sukar dikendalikan perusahaan, dilain pihak seorang praktisi PR perlu mengetahui bahwa semakin stabil lingkungan eksternal, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk membuat organisasinya mekanistik dan birokratis. Seorang praktisi public relations yang berpengalaman menangani stakeholders pada perusahaan yang organik perlu mengubah sedikit gaya bila menangani perusahaan yang mekanistik.

Tidak ada komentar: